MAKALAH
TEKNOLOGI
TERHADAP PERILAKU PEGAWAI, BUDAYA ORGANISASI, DAN BIROKRASI
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita senangtiasa
panjatkan ke hadirat Allah swt. Karena atas rahmat dan berkahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Meskipun sesuatu itu sulit tetapi akan
terasa mudah jika dikerjakan dengan ikhlas dan bersama-sama.
Makalah ini dibuat agar kita lebih
memahami tentang teknologi,perilaku pegawai,budaya organisasi,dan juga birokrasi.
Karena kita pun tidak terlepas dari hal-hal tersebut.
Penyusun menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, karena setiap manusia tidak luput dari
kesalahan,tetapi dari kesalahan itu maka kita bisa mengambil pelajaran dan
hikmah.
Oleh karena itu kami mengharapkan
kepada pembaca kritik dan sarannya demi kesempurnaan makalah ini ke depannya.
Demikianlah sebagai pengantar dari
penyusun dan mudah-mudahan makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Amin.
Makassar, Oktober 2011
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Sekarang ini teknologi telah berkembang
sangat pesat dan telah merambah ke berbagai pelosok. Bahkan dunia kepegawaian
pun telah tersentuh oleh teknologi.
Sebagaimana Pegawai adalah orang atau
manusia yang secara sah bekerja pada suatu organisasi tertentu ( perusahaan
atau pemerintah).
Di samping itu Antara
budaya organisasi dan teknologi memiliki hubungan lintas balik. Budaya organisasi
mengarahkan ke teknologi, sebaliknya teknologi juga mempengaruhi budaya
organisasi. Teknologi mempengaruhi perwujudan budaya organisasi. Misalnya
kecepat-tanggapan pegawai terhadap permintaan konsumen dapat diwujudkan dengan
penggunaan teknologi sehingga pelayanan lebih cepat,lebih efisien, dan lebih
efektif.
Kemudian hampir dalam kehidupan kita
tidak pernah terlepas dari kehidupan birokrasi. Nah, sebagaimana yang telah
diketahui bahwa birokrasi adalah suatu tatanan dan struktur organisasi sehingga
organisasi dapat berjalan rasional,sistematik,terprediksikan melalui
pembentukan hirarki wewenang,pembagian kerja,mekanisme,koordinasi atau
peraturan dan prosedur dengan harapan terjadinya efektivitas dan efisiensi
dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Rumusan
Masalah
1. Jelaskan
defenisi perilaku pegawai !
2. Jelaskan
hubungan teknologi dengan perilaku pegawai !
3. Jelaskan
mengenai budaya organisasi !
4. Jelaskan
hubungan antara teknologi dan budaya organisasi !
5. Jelaskan
apa yang dimaksud birokrasi !
3. Tujuan
penulisan
·
Agar kita mengetahui apa yang dimaksud
perilaku pegawai.
·
Agar kita mengetahui bagaimana hubungan
teknologi dengan perilaku pegawai.
·
Agar kita lebih megetahui apa sebenarnya
budaya organisasi itu.
·
Agar kita mengetahui hubungan antara
teknologi dan budaya organisasi.
·
Agar kita mengetahui apa itu birokrasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perilaku
Pegawai
Thoha’ ( dalam Akadun,2009:80)
mengemukakan, “perilaku adalah suatu fungsi dan interaksi antara seorang
individu dengan lingkungannya”. Pegawai adalah orang atau manusia yang secara
sah bekerja pada suatu organisasi tertentu ( perusahaan atau pemerintah). Dalam
Undang-Undang no.43 Tahun 1999 tentang Pokok –Pokok Kepegawaian disebutkan
bahwa pegawai negeri adalah setiap warga Negara RI yang memenuhi syarat yang
ditentukan,diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu
jabatan negeri atau diserahi tugas Negara lainnya, dan digaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian perilaku pegawai
adalah suatu fungsi dari interaksi antara seseorang yag secara sah bekerja pada
suatu organisasi tertentu dengan lingkungannya.
Perilaku pegawai pada dasarnya merupakan
perilaku kelompok. Hal ini disebabkan bagaimanapun juga perilaku pegawai
tersebut dilakukan dengan bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi
(perusahaan,pemerintah). Implikasinya, perilaku pegawai dibimbing oleh aturan
main(prosedur dan mekanisme kerja) yang ditentukan organisasi. Kegiatan bersama
yang saling berinteraksi,saling mempengaruhi,dan saling bergantung antar
pegawai untuk mengasilkan prestasi yang positif,seperti diungkapkan oleh
Rivai(dalam Akadun, 2009:80),”perilaku kelompok adalah semua kegiatan yang
dilakukan dua atau lebih individu yang berinteraksi dan saling mempengaruhi dan
daling bergantung untuk menghasilkan prestasi yang positif untuk jangka panjang
dan pertumbuhan diri”.
Menurut Rivai (dalam Akadun,2009:81)
“dasar-dasar perilaku kelompok dibentuk oleh dasar-dasar perilaku individu,
yaitu karakterisrik biografis, kemampuan determinan kepribadian, dan
pembelajaran”.
Teknologi dalam pengertian
fisik,mekanisme kerja, dan pengetahuan berpengaruh kepada perilaku pegawai.
Pengaruh teknologi terhadap perilaku pegawai dalam organisasi dalam banyak
cara, yaitu :
a. Teknologi
merupakan alat utama meminimumkan kerja manusia,meningkatkan produktivitas, dan
mencapai hidup yang lebih bermutu.
b. Teknologi
menentukan tugas-tugas yang dibutuhkan dan tingkat spesialisasi pegawai.
c. Teknologi
menentukan besar dan komposisi kelompok kerja langsung serta luasnya kontak
dengan para pegawai lain maupun dengan atasan.
d. Teknologi
menentukan jangkauan mobilitas fisik pegawai.
e. Teknologi
mempengaruhi berbagai peranan dan posisi status pegawai dalam organisasi.
f. Teknologi
menentukan desain khusus tugas masing-masing pegawai-ragam aktivitas,jumlah
kebijakan, dan otonomi tipe interaksi dengan orang lain.
g. Teknologi
(terutama dalam operasi produk missal) memerlukan ketelitian dan efisiensi
waktu.
h. Teknologi
mempengaruhi motivasi kerja dan motif berprestasi pegawai.
i.
Teknologi mempengaruhi daya
adaptabilitas pegawai terutama dalam hal kompetensi.
j.
Teknologi mempengaruhi system
manajerial,terutama menjadi katalisator adaptasi pegawai terhadap perkembangan
teknologi.
k. Teknologi
mempengaruhi fungsi dan peran supervisor.
l.
Teknologi (computer ) berperan besar
dalam mencapai efektivitas dan efisiensi pekerjaan pegawai. Karena
itu,teknologi (computer) sebenarnya menuntut pola sikap dan pola tindak juga
harus efektif dan efisien.
Teknologi
menentukan sikap menajerial apakah mekanistik atau organik.
Di
samping mendorong perilaku positif pegawai, teknologi juga dapat dianggap
mengendalikan manusia sehingga teknologi seringkali menjadikan manusia sebagai
objek atau mesin. Dengan semakin terdidik dan terlatihnya para pegawai,
organisasi tidak perlu lagi mengandalkan teknologi yang sesuai dengan para
pekerja tak terampil. Sebaliknya, level keterampilan yang tersedia akan
mempengaruhi seleksi teknologi yang sesuai.
Teknologi
tidak hanya berpengaruh besar terhadap staf dan personalia fungsional
saja,tetapi juga terhadap manajer menengah dan bawah. Peranan para supervisor
telah berubah; mereka dibutuhkan untuk memadukan aktivitas-aktivitas pada
spectrum yang lebih luas. Mereka seringkali menjadi penengah antara kebutuhan
system teknik dengan kebutuhan system
psikososial. Kebutuhan pengawasan ,baik dilihat dari sudut keterampilan teknis
maupun hubungan masyarakat, sngat meningkat sebagai akibat dari perubahan
teknologi.
Computer
berpengaruh besar di kantor dan di pabrik. Dalam banyak perusahaan dan
organisasi,daftar gaji,record pegawai,dan system arsip internal lainnya telah
dikomputerisasi.
Industry
computer membutuhkan perubahan sikap dan perilaku orang-orang yang terlibat.
Denga ditiadakannya atau didesainnya kembali pekerjaan,dan berkembangnya
hubungan-hubungan baru,maka orang-orang haruslah menyesuaikan dirinya. Walaupun
kebanyakan perubahan yang ditimbulkan computer itu adalah bermanfaat bagi para
pekerja administrasi dan produksi.
B. Budaya
Organisasi
Antara budaya organisasi dan teknologi
memiliki hubungan lintas balik. Budaya organisasi mengarahkan ke teknologi,
sebaliknya teknologi juga mempengaruhi budaya organisasi.
Banyak ahli merumuskan dan
mendifenisikan budaya organisasi. Organisasi menggambarkan aneka ragam
pengertian dan defenisi budaya organisasi. Beberapa pendapat ahli yaitu :
1. Luthan
(1989:68) mengemukakan budaya organisasi sebagai berikut :
Organizational
culture is a patternof basic assumptions that arethaught to now personnel as
the correct way to perceive,think,and act on a day-to-day basis.
Some
of the important characteristics of organizational culture include observed
behavioural regularities, norms,dominan values,philosophy,rules,and
organizational climate.
2. Schein
(1992:12) menyatakan :
The
culture of a group can now be defined as ,” A pattern of shared basic
assumption that group learned as to solved. Its problem of external adaptation
an internal intergration, that has worked well enough to be thaught to new
members as the correct way to perceive ,think, and feet in relation to those
problems.
3. Schermerthorn
dan Hunt (1991:340) mengemukakan, “organizational culture is a system of shared
bellets and values that develops within an organization and guides the of it
members”.
4. Robbins
(1996:269) mengemukakan bahwa budaya organisasi mengacu ke suatu system makna
bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan orgaisasi-organisasi
itu dari organisasi-organisasi lain. Adapun karakteristik organisasi menurut
Robbins adalah :
a. Inovasi
dan pengambilan resiko.
b. Perbaikan
ke rincian.
c. Orientasi
hasil.
d. Orientasi
orang.
e. Keagresifan.
f. Kemantapan.
5. Kotter
(1997), kultur mengacu pada norma perilaku dan nilai-nilai yang diyakini
bersama di antara sekelompok orang. Norma-norma perilaku kelompok seperti :
para pegawai yang cepat tanggap terhadap permintaan konsumen, para pejabat
melibatkan pegawai tingkat bawah dalam pembuatan keputusan,para pejabat bekerja paling tidak
satu jam melebihi jam kerja resmi setiap hari kerja.
Nilai-nilai
yang diyakini bersama misalnya : para pejabat peduli terhadap konsumen, para
pejabat lebih menyukai pinjaman jangka panjang, para pegawai lebih
memperhatikan kualitas daripada kuantitas.
Karena
itu budaya organisasi pada dasarnya adalah pola pikir,kepercayaan,perasaan,
nilai yang dimiliki bersama oleh semua anggota organisasi dalam rangka
mengadaptasikan diri dengan lingkungan eksternal,dan mengintegrasikan diri dengan
organisasi internal untuk mencapai tujuan organisasi.
Untuk
mengadaptasi dengan lingkungan eksternal dan agar dapat mempertahankan
kelangsungan hidup organisasi, Schein (1992:52) menyatakan suatu organisasi
memiliki aturan kerja secara berbarengan dengan memperhatikan :
1. Misi
dan strategi, untuk mendapatkan pemahaman bersama tentang misi utama, tugas
utama, dan fungsi-fungsimanifest dan latin;
2. Tujuan-tujuan(goals)
mengembangkan konsensus pada tujuan-tujuan;
3. Maksud(means)mengembagkan
consensus pada maksud yang digunakan untuk mencapai tujuan,seperti struktur
organisasi,pembagian kerja, system reward,dan system otoritas;
4. Pengukuran
(measurements), mengembangkan consensus pada criteria untuk digunakan dalam
mengukur tingkat evektifitas kelomok dalam mencapai tujuan organisasi seperti
system control dan system informasi;
5. Koreksi(correction),
mengembangkan consensus untuk melakukan remedial atau perbaikan strategi yang
digunakan untuk mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan
untuk integrasi dengan lingkungan internal, Schein mengemukakan hal-hal yang
harus diperhatikan adalah :
1. Membuat
bahasa umum dan kategori-kategori konseptual;
2. Merumuskan
batas-batas dan criteria kelompok untuk inclusion dan exlusion;
3. Mendistribusikan
power dan status;
4. Mengembangkan
norma-norma intimacy dan love;
5. Merumuskan
dan mengalokasikan reward dan punishment; dan
6. Menjelaskan
the unexplainable-ideology and religion.
Teknologi
mempengaruhi perwujudan budaya organisasi. Misalnya kecepat-tanggapan pegawai
terhadap permintaan konsumen dapat diwujudkan dengan penggunaan teknologi
sehingga pelayanan lebih cepat,lebih efisien, dan lebih efektif.
C. Birokrasi
Dari sudut pandang administrasi Negara,
tugas utama pemerintah adalah memformulasi dan mengimplementasikan kebijakan.
Dari tugas pemerintah tersebut, dapat
dideskripsikan fungsi-fungsi pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan
pengaturan, sebagai pemberi pelayanan, dan sebagai pemberdaya komponen
Negara-negara lainnya( masyarakat dan pihak swasta).
Sebagai variabel penting untuk
keberhasilan tugas dan fungsi pemerintah mengimplementasikan kebijakan,struktur
birokrasi sangat penting untuk dikaji dan dipahami. Struktur birokrasi
merupakan salah satuvarian dan benruk organisasi yang biasanya ditunjukkan
kepada organisasi pemerintah.
Lantas apa yang dimaksud birokrasi?
Istilah birokrasi sering menyebabkan
kesalahpahaman umum. Namun menurut Turner dan Hulme (1997:83-84) setidaknya ada
empat hal yang melekat pada birokrasi, yaitu : rule by the bureau,professional
administration,public administration, dan negative characteristics. Rule by the bureau merupakan istilah
yang menunjukkan sebuah system yang mana jabatan kementrian diisi oleh pegawai
karir dan biasanya turun temurun pada jaman kerajaan. Pada Negara-negara dunia
ketiga sekarang ini, pengrtian ini dapat dirujukkan pada dictator militer,
Negara otoriter satu partai dan neo-patrimonolisme.
Professional Administration menggunakan
pendekatan sosiologi yang melihat birokrasi sebagai sebuah tipe organisasi
tertentu.
Robbins (1990:30) mengungkapkan bahwa
tujuan utama pembentukan struktur birokrasi sendiri adalah agar suatu orgaisasi
dapat berjalan secara rasional,sistematis, dan dapat diramalkan
(terstandarisasi) sehingga tercapai efektivitas dan efisiensi.
Melihat dari struktur social organisasi,
Hatch (1997:164-176) meringkas konsepsi tentang cirri pokok birokrasi Weber
menjadi tiga, yaitu :hierarchy of authority (hirarki wewenang), devision of
labor (pembagian kerja), dan coordination mechanisms (mekanisme koordinasi)
atau rules and procedures (peraturan dan prosedur).
Didasarkan dari berbagi pengertian
birokrasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa birokrasi adalah suatu tatanan
dan struktur organisasi sehingga organisasi dapat berjalan
rasional,sistematik,terprediksikan melalui pembentukan hirarki
wewenang,pembagian kerja,mekanisme,koordinasi atau peraturan dan prosedur
dengan harapan terjadinya efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan
organisasi.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulannya
adalah sebagai berikut :
Ø Perilaku
pegawai pada dasarnya adalah perilaku kelompok.
Ø Budaya
organisasi pada dasarnya adalah pola pikir ,kepercayaan, perasaan,nilai yang
dimiliki bersama oleh semua anggota organisasi dalam rangka mengadaptasikan diri
dengan lingkungan eksternal dan lingkungan internal untuk mencapai tujuan
organisasi.
Ø Dari
berbagai pengertian atau defenisi birokrasi,disimpulkan bahwa birokrasi adalah
suatu tatanan dan struktur organisasi sehingga organisasi dapat berjalan
rasional,sistematik, terprediksikan melalui pembentukan hierarki
wewenang,pembagian kerja,mekanisme, koordinasi dan prosedur dengan harapan
terjadinya efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan organisasia atau
lembaga.
B. Saran
Adapun
sarannya adalah:
v Penyusun
baiknya menggunakan berbagai sumber dalam penyusunan makalah ini.
v Penyusun
baiknya memperbanyak lagi referensi tentang materi yang dibawakan(akan
dipersentasikan).
DAFTAR PUSTAKA
Tambe,Nippi,M.Pd.
dan Syam,Agus,Spd..2010.Teknologi Administrasi.
Pemerintah
republic Indonesia,Undang-Undang nomor 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokok
kepegawaian.